Esman. |
Esman, menjelaskan, bahwa terbentuknya kelas cambridge itu saat dirinya baru menjabat sebagai kepala sekolah di SMA Negeri 1 Palopo. "Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ini, saya mengambil inisiatif untuk membuat kelas cambridge sehingga saya meminta kepada teman-teman guru agar mengundang orang tua siswa yang memang peduli dengan pendidikan dan membahas kelas cambridge tersebut," jelas Esman, saat ditemui siang tadi, Jumat 26 Agustus 2016.
Lanjutnya, saat orang tua siswa dikumpulkan, disitulah dibahas soal sumbangan untuk biaya transportasi tenaga pengajar yang akan digunakan pada kelas cambridge. Setelah disepakati, maka dibuatlah forum orang tua siswa kelas cambridge atau pengurus kelas cambridge.
"Masalah sumbangan untuk transpotasi tenaga pengajar di kelas cambridge, kami dari pihak sekolah tidak ikut campur. Soal sumbangan atau dana itu Kami serahkan sepenuhnya kepada pengurus yang terpilih saat itu dan adapun pengurus kelas cambridge yakni orang tua siswa," terangnya.
Mantan kepala SMA Negeri 2 Palopo itu juga mengatakan bahwa sumbangan bagi siswa itu kurang lebih Rp40 ribu selama siswa mendapat bimbingan di kelas cambridge.
"Jadi, sumbangan itu kalau tidak salah kurang lebih Rp40 ribu selama mendapat bimbingan di kelas cambridge dan bimbingan itu hanya empat bulan lamanya. Bukan satu tahun," ucapnya.
Dirinya menambahkan, karena SMA 1 teladan Yogyakarta bekerja sama dengan Universita cambridge di London, Inggris maka pihaknya juga kerja sama dengan SMA 1 teladan Yogyakarta.
"Untuk mengambil sertifikan cambridge, siswa harus mengikuti ujian di Yogyakarta dan itu nanti setelah mereka kelas 3 atau kelas 12. Untuk mengambil sertifikan cambridge itu siswa tidak dipaksakan," tegasnya. (man)