Sejumlah orangtua siswa saat mendatangi sekolah. |
Bahkan, oknum siswa tersebut terkadang mengancam calon korbannya jika menolak untuk diberi uang. Pelaku juga mengancam jika korbannya melapor kepada orangtua atau guru. Kejadian seperti disebutkan telah berlangsung selama sekitar tiga bulan.
Mendengar hal itu, sejumlah orangtua siswa mendatangi sekolah tersebut, Sabtu 11 Februari 2017.
Kedatangan sejumlah orangtua siswa itu untuk meminta jaminan keamanan di sekolah terhadap anak-anak mereka.
Pelaku yang masih duduk di bangku kelas tiga ini dilaporkan melakukan pemalakan dan pemerasan ke sejumlah siswa di sekolah tersebut.
Dari informasi yang dihimpun, para siswa yang menjadi korban diancam oleh pelaku akan dibusur di luar sekolah jika mereka berani melaporkan hal tersebut kepada orang tua dan guru di sekolah.
Kasus pemalakan dan pemerasan ini terkuak setelah seorang siswa di SMP tesebut nekat untuk menceritakan kejadian yang dialaminya kepada orangtuanya, karena biaya transpor yang dibawah tidak cukup untuk kembali ke rumah seusai dipalak di sekolah.
Hingga saat ini pihak sekolah telah menerima 11 laporan dari orang tua siswa. Meski begitu pihak sekolah enggan memberikan komentar terkait siswanya tersebut, dengan alasan melindungi citra sekolah mereka sebagai sekolah unggulan tingkat SMP di kota ini.
Salah satu orang tua siswa, Ed, meminta jaminan keselamatan dan keamanan kepada pihak sekolah agar anak mereka tidak menjadi korban pemalakan, terutama untuk keselamatan nyawa mereka.
"Kami orang tua hanya ingin agar anak kami aman. Mengingat kasus pemalakan yang dialami anak mereka telah berlangsung tiga bula terakhir," harapnya. (*/del)