Arifin Junaidi. |
BACA:
Mantan Bupati Lutra Dapat Undangan Bekas? DPRD Minta Maaf
Arjuna, sapaan akrab Arifin Junaidi, mengaku masalah ini sengaja diangkat, tapi bukan untuk dipersoalkan.
"Maksud saya agar jangan hal seperti itu dianggap sepele, karena lain orang lain prinsip dan latar belakangnya. Sehina apapun orang, pasti punya harga, dan harga diri tidak bisa dijual atau ditukar," tulis Arifin di akun Facebooknya.
Dia mengingatkan aparat agar berhati-hati bekerja dan propessional. Sekaligus mengingatkan pimpinan agar fungsi kontrol berjalan degan baik (waskat).
Belajar menghargai orang lain dan jangan ego. Etika dan tatakrama tetap menjadi perhatian. Yang tua dituakan, yang muda diayomi. Hilangkan sifat sombong, jangan pertontokan jabatan apapun.
"Ingat jasa orang, kebaikan orang dan lupakan kabaikanmu kepada orang lain. Kalau apa yang saya katakan itu dipedomani semua akan berjalan lancar, baik hubungan instansional atau kelembagaan maupun hubungan persaudaraan akan berjalan lancar, aman, damai dan harmonis, itu saja target saya dan ternyata kita semua masih dalam koridor itu," paparnya.
Persoalan undangan tipex sudah selesai dengan penuh kekeluargaan. "Jika masih ada yang persoalkan itu berarti sudah urusannya sendiri diluar persoalan tadi, makasih semua mari kita 'sikamasei renden." ujarnya. (jsm)