Camat Malbar saat meninjau kondisi salah seorang warga korban banjir. |
Seperti yang dilakukan Kamis 1 Juni 2017. Ia harus menggunakan hari libur dalam rangka hari lahir Pancasila ini untuk meninjau warganya yang sedang kebanjiran.
Dari 13 desa di wilayah Kecamatan Malbar, ada 6 desa dilanda banjir, yang kedalamannya mencapai 1 meter.
Camat Malbar, Sulpiadi, turun meninjau langsung beberapa desa yang dilanda banjir.
"Memang hari ini hari libur, tapi persoalan di desa kita juga harus diketahui secara langsung, untuk melihat kondisi warga dan memastikan apa langkah yang akan diambil kedepan," kata Sulpiadi.
Ia menuturkan, persoalan banjir ini, memang kehendak alam, akan tatapi dampak yang ditimbulkan akibat banjir ini begitu banyak. Menurutnya, ini harus menjadi perhatian dan harus dicarikan solusinya.
"Kalau aktifitas warga terganggu, sudah pasti perekonomian masyarakat juga terganggu, akibat banjir ini. Warga tidak bisa ke kebun, empang, dan padi di sawah mereka rusak. Bahkan kendaraan dan hewan ternak warga juga terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih tinggi," jelasnya.
Dia menambahkan, akibat banjir yang tak kunjung surut, puluhan hektar sawah warga terancam gagal panen, akibat tenggelam selama beberapa hari ini.
Desa yang dikunjungi Kamis hari ini adalah Desa Waelawi dan Pengkajoang dan desa yang cukup parah, yakni Desa Limbong Wara, Wara. Kondisi ini akan dilaporkan ke Bupati dan Intansi terkait. (jsm)