Suasana saat seminar ibu-ibu DWP dibubarkan Sekdisdik Palopo. |
Yunus, yang juga mantan aktivis LSM ini beralasan, jika seminar tersebut mengganggu proses belajar mengajar di sekolah. Sebab yang diundang adalah perwakilan sekolah.
Meski demikian, Ketua DWP Dinas Pendidikan (Disdik) Palopo, Adriani Akram, telah membantah tidak mengganggu proses belajar mengajar di sekolah akibat seminar tersebut.
"Seminar ini tidak menganggu proses belajar mengajar. Peserta hanya anggota DWP lingkup Dinas Pendidikan dan utusan sekolah yang dipastikan guru yang tidak memiliki jam mengajar," ujarnya.
Yunus, yang juga pemilik salah satu tabloid di Kota Palopo ini yakin jika ada siswa yang tidak belajar akibat seminar bertema "Bahaya Video Game, Kekerasan & Pornografi" itu.
"DWP menyurat ke sekolah, dan meminta kepala sekolah menghadirkan beberapa guru. Ini tentu mengganggu proses belajar siswa. Kalau mau buktikan, Istri Pak Kadis ada jam mengajar di SMPN 10 Palopo," tegasnya.
Ia juga menyebutkan, jika DWP menggelar seminar, khusus dharma wanita saja yang diundang. Kepala sekolah itu bukan dharma wanita. "Dharma wanita itu, kalau ada kepala seksi di Dinas Pendidikan, dan ada istrinya mengajar di sekolah. Istrinya itulah dharma wanita," jelas Yunus.
Yunus menyarankan, jika memang mau mengundang guru, sebaiknya dilaksanakan di sore hari atau di hari libur.
Haeril Al Fajri, yang diundang sebagai narasumber dalam seminar tersebut, mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut. "Saya diundang oleh Ibu-Ibu DWP Dinas Pendidikan sebagai narasumber, bukan dari Dinas Pendidikan, apa yang dilakukan sekretaris dinas adalah hal yang kurang menyenangkan bagi saya," sesalnya. (del)