Para muspida dan pimpinan SKPD serta tokoh dari berbagai kalangan di Wajo. |
Wakil Bupati Wajo, Dr Andi Syahrir Kube MSi, membacakan sambutan seragam Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) VII/Wirabuana.
Pada kesempatan itu, aksi nusantara bersatu yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia ini, menunjukan bahwa semagat Bhinneka Tunggal Ika tidak pernah pudar dalam jiwa rakyat Indonesia.
"Sejarah bangsa Indonesia dapat merdeka, karena seluruh elemen bersatu, saling bahu membahu, bergotong royong, dan menanggalkan segala ego masing-masing bersama seluruh lapisan masyarakat, berjuang mengisi kemerdekaan kita sebagai tulang punggung dan pemersatu bangsa sudah sepatutnya berjuang demi mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, Indonesia dikaruniai begitu banyak suku, ras, agama, dan bahasa serta berbagai sumber daya alam potensial dan sumber daya manusia yang mampu ujuk gigi di pentas dunia.
"Saya yakin, masih banyak potensi tersembunyi di penjuru Indonesia. Dengan segala potensi dan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, kita patut waspada dengan berbagai ancaman nyata yang dihadapi bangsa Indonesia. Salah satunya proxy war atau perang terselubung, yang menggunakan pihak ketiga, yakni tidak melalui kekuatan militer, tetapi perang melalui berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, baik melalui politik, ekonomi, sosial, dan budaya," tandasnya.
Ia membeberkan beberapa indikasi proxy war di Indonesia. Diantaranya sudah terlihat dengan munculnya gerakan radikal kanan dan kiri, demonstrasi anarkis, peredaran narkoba dimana-mana, pemberitaan media yang propokatif, bentrok antar kelompok penyebaran pornografi maupun seks bebas, serta upaya propaganda untuk memecah ummat melalui ujaran provokatif dalam medsos dan lain sebagainya, yang mendesain negara lain untuk merusak generasi penerus bangsa dan memecah belah negara kesatuan republik Indonesia.
Untuk itu, melalui momentum kegiatan nusantara bersatu ini, mari jadikan pemantik semangat perjuangan kebangsaan. Tunjukan pada mereka yang ingin mencoba merongrong negara kesatuan republik Indonesia. Jangan coba-coba berhadapan dengan Indonesia, karena jika bicara Indonesia, maka seluruh rakyat Indonesia yang akan dihadapi.
"Kita boleh beda suku, ras, bahasa, budaya, dan agama, tetapi kita tetap satu. Kita buktikan kepada dunia bahwa di tengah-tengah garis khatulistiwa, adalah negara besar dan maju bersama Indonesia. Semoga apa yang dideklarasikan benar-benar diaplikasikan guna mewujukan Indonesia yang mampu hidup harmoni dalam keberagaman, menciptakan kersamaan itu indah, damai itu berkah," katanya.
Keanekaragaman adalah anugrah. Persatuan itu indah, yang muaranya adalah untuk tetap tegaknya negara kesatuan republik Indonesia. "Semoga Allah memberikan petunjuk dan bimbinganya pada kita sekalian, dalam melanjutkan kepada bangsa dan negara yang kita cintai bersama," harapnya. (ambo tang)