Bupati Lutim (baju hitam) saat mengikuti pertemuan dengan Dirjen Perkebunan Kementan, di Makassar. |
Ia mengatakan berdasarkan data Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (harga berlaku) nasional sektor perkebunan menyumbang senilai Rp411,86 Triliun.
Pernyataan tersebut disampaikan Bambang pada rapat koordinasi teknis pembangunan perkebunan dengan tema Sinergi Pembangunan Perkebunan Tiga Kali Lebih Maju, Mandiri, Moderen Dalam Kerangka Kebersamaan, di Ball Room Singgasana Hotel Makassar, Kamis (16/02/2017).
Menurut Bambang, meski kontribusi yang dihasilkan sangat besar, namun masih banyaknya tantangan yang harus dihadapi untuk mengembangkan sektor perkebunan, diantaranya SDM dan kelembagaan petani, tanaman yang tua dan rusak, anomali lingkungan, penggunan benih yang tidak unggul, gangguan usaha OPT, pembiayaan perkebunan, persaingan komoditi dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, Dirjen Perkebunan meminta kepada para bupati/walikota di Sulawesi Selatan agar merespon pembangunan agro wisata berbasis perkebunan dengan menentukan satu lokus di daerahnya masing-masing untuk dijadikan pusat kunjungan wisata maupun pusat pembelajaran.
"Hal ini paling tidak bisa membantu dari sisi pembiayaan perkebunan, mengingat keterbatasan anggaran pemerintah," katanya.
Menanggapi hal ini, Bupati Luwu Timur, HM Thorig Husler, mengaku akan segera merespon pengembangan agrowisata tersebut.
Menurutnya, sektor perkebunan di Luwu Timur sangat potensial. Makanya pengembangan wisata agro berbasis perkebunan ini harus dipersiapkan.
Kepala Dinas Pertanian Luwu Timur, Ir Muharif, yang ikut mendampingi Bupati mengatakan pihaknya akan segera membuat perencanaan untuk merespon masukan tersebut.
"Ini akan kita awali dengan turun langsung melakukan identifikasi lokasi-lokasi atau areal yang layak untuk pengembangan agro wisata di Luwu Timur," kuncinya. (hr/hms)