Akibatnya, 10 desa di kecamatan Latimojong terisolir. Selain itu, akibat akses jalan yang tertutup menghabat aktivitas warga.
10 desa yang terisolir yakni Desa Ulusalu, Desa Lajang, Desa Lambanan, Desa Tubussan, Desa Sarek, Desa Boneposi, Desa Tolajok, Desa Buntu Arua, Desa Patikala, dan Desa Tobarru.
Menurut salah seorang warga setempat, Mujahidin, mengatakan peristiwa ini terjadi sejak Senin malam. Hingga kini di lokasi, material bebatuan beserta tanah masih menutup akses jalan.
Selain itu, akibat jalan yang terputus membuat warga harus menempu jalan lebih lama, yang biasanya hanya sekitar sejam, setelah jalan tertutup longsor masyarakat harus menempuh jarak sampai enam jam.
"Ini akses jalan satu-satunya menuju desa, setiap hari jalan ini kami lalui. Dari rumah saya berangkat sekitar 06.00 Wita, namun hingga pukul 11.30 Wita belum tiba di tempat tujuan. Biasanya jarak yang di tempu hanya sejam ke kota belopa," ungkapnya.
Menurut warga, tertutupnya akses jalan itu, pengguna jalan terpaksa harus menunggu perbaikan jalan atau alternatifnya harus berjalan kaki agar bisa melanjutkan aktivitas mereka.
"Kami berharap agar pemerintah segera memperbaiki atau membuka akses jalan ini, agar aktivitas kami bisa berjalan dengan normal kembali," harap Mujahidin.
Menaggapi hal tersebut, Anggota DPRD Luwu, Sul Arrahman, mengatakan, kalau titik longsor sepanjang jalan utama di Latimojong mencapai 30 titik berdasarkan informasi warga.
Jadi warga yang dari ibukota Kabupaten mau ke Latimojong tidak bisa melanjutkan perjalananya karena jalan tertutup material longsor.
"Ada sekitat 30 titik longsor yang menutupi jalan Latimojong, akibatnya warga dari ibukota Kabupaten yang hendak menuju Latimojong tidak bisa lewat. Saya berharap agar Pemda Luwu melalui BPBD untuk segera melakukan aksi tanggap darurat," ujarnya, saat meninjau lokasi longsor di Latimojong.
Sebagai Anggota DPRD Luwu, hal ini akan ia sampaikan ke anggota DPRD Luwu yang lainnya, untuk segera dibicarakan dengan dinas terkait. (Ilham)