Pagi itu, dia dihubungi staf dinas kelautan dan perikanan kabupaten Luwu, yang memintanya agar hadir dalam upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Belopa, Selasa 2 Mei 2017.
"Ternyata saya mendapatkan santunan dari asuransi nelayan, dana ini sangat membantu saya dan keluarga," kata Herawati sambil sesekali menyeka air matanya.
Herawati adalah istri salah seorang nelayan yang meninggal dunia akibat sakit setelah melaut. Herawati bersama almarhum suaminya, Haerul, tercatat sebagai peserta asuransi nelayan.
"Sakit sekitar dua pekan, dan meninggal dunia di rumah sakit wahidin, Makassar. Untuk membiayai biaya pengobatan, saya terpaksa menggadaikan kebun," kata Herawati.
Dana santunan dari Asuransi nelayan tersebut, akan digunakan menebus kebun yang digadaikan, membiayai anaknya sekolah dan sisanya akan dipakaia sebagai modal usaha.
"Tidak ada lagi yang mencari nafkah buat saya, jadi harus buka usaha buat menghidupi keluargaku," ujarnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Luwu, Andi Fatahillah, mengatakan, pemerintah memberikan santunan kepada keluarga nelayan yang meninggal dunia, dan tercatat sebagai peserta asuransi nelayan.
Fatahillah, meminta agar seluruh nelayan di Luwu yang jumlahnya mencapai 4.411 orang, menjadi peserta Asuransi nelayan.
"Preminya dibayarkan oleh pemerintah selama satu tahun, nelayan cukup mengisi formulir dan memperlihatkan kartu nelayannya," kata Andi Fatahillah. (Rilis)