Para penerima dana PKH di Majauleng. |
Dalam kesempatan itu, Kordinator Pendamping PKH Kecamatan Majauleng, Andi Muh Anugrah, saat ditemui di sela-sela kesibukanya melakukan membagikan, mengakui adanya warga yang termasuk kaya, namun terdaftar menerima bantuan untuk warga miskin itu.
Menurutnya, ini terjadi bukan hanya di Majauleng saja, namun seluruh Kabupaten Wajo. Banyak orang termasuk mampu, menerima program PKH.
"Sebenarnya ini akibat data statistik Wajo yang amboradul mulai tahun 2015. Padahal Badan Pusat Statistik (BPS) punya kader hingga tingkat desa, yang sudah dilatih di Makassar di salah satu hotel mewah. Mereka mempunyai gaji cukup besar, tapi kok datanya masih amburadul, utamanya Basic Data Terpadu (BDT) untuk penabahan penerima PKH," ujarnya.
Berarti, kata dia, BPS Wajo tidak ada pendataan yang dilakukan untuk memilah mana si miskin dan si kaya. Jadi menurutnya, sia-sia saja pemerintah pusat menggelontorkan dana miliaran rupiah untuk statistik kalau tidak melakukan pendataan.
"Saya sudah cek, kami sudah dapatkan penerima keluarga harapan, ternyata ada yang memiliki mobil. Padahal kalau dibanding pajak mobil jutaan rupiah per tahun, dibanding nilai bantuan PKH yang diterima tak seberapa," tandas Andi Muh Anugrah. (ambo tang)