Tim Pemkot melakukan ekspose di hadapan anggota DPRD Kota Palopo. Mereka memaparkan secara detail desain bangunan yang rencananya akan dibangun di kawasan Luwu Plaza, tepat berada di hadapan Istana Kedatuan Luwu.
Dalam dokumen ekspose tersebut, tertulis luas lahan yang dirancang seluas 19,713 meter persegi, tinggi menara 99 meter, lantai dasar hingga lantai 9 seluas 6,000 meter persegi.
Untuk dua bangunan komersial seluas 1,850 meter persegi dan 5 gazebo luas keseluruhan 460 meter persegi. Untuk pekerjaan landscape seluas 15,000 meter persegi.
Total anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan menara ini sebesar Rp86,79 juta, dengan rincian menara sebesar Rp60 miliar, bangunan komersial dan gazebo Rp14,79 miliar, dan landscape dan site engineering sebesar Rp12 miliar.
Wali Kota Palopo, H Muhammad Judas Amir, mengatakan, menara payung ini nantinya akan menjadi ikon Kota Palopo, serta simbol persatuan yang menaungi seluruh rakyat Luwu.
"Menara Payung ini nantinya menjadi ikon Kota Palopo dan simbol persatuan wija to Luwu," ujarnya. (del)
Baca Juga: Konsep Pembangunan Menara Kota Palopo Beda Dengan City Market
Latar Belakang
Pengembangan kawasan pariwisata merupakan bagian ekonomi kreatif yang multi dimensional, yang juga menyangkut persoalan sosial, agama, budaya, dan keamanan, yang bahkan menjadi ruh pariwisata untuk dieksploitasi menjadi daya tarik wisata yang mempunyai daya jual tinggi.
Pariwisata berkembang menjadi insurti pariwisata yang melibatkan kepentingan berbagai pihak antar daerah atau antar negara.
Terkait kepariwisataan, Menara Kota Palopo dapat menjadi katalisator percepatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sebab Menara Kota Palopo ini bukan hanya sekedar monumen, naun lebih jauh dari itu. Beberapa infrastruktur penunjang dapat dijadikan sebagai sentra ekonomi baru, khususnya industri kreatif.
Kehadiran Menara Kota Palopo akan menjadi landmark Kota Palopo, dan bahkan menjadi ikon Luwu, karena secara monumental, Menara Kota Palopo digali dan diangkat dari nilai-nilai luar masyarakat Luwu, sehingga sejarah, epos, dan budaya Luwu akan terukir pada monumen ini.
Maksud
- Mewujudkan menara Kota Palopo sebagai simbol persatuan dan kebanggaan wija to Luwu.
- Mewujudkan menara Kota Palopo sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Sulsel.
- Untuk menciptakan landmark Kota Palopo yang memiliki nilai ekonomi, historis, dan sekaligus menjadi katalisator percepatan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat.
Tujuan
- Menara Kota Palopo ini untuk menciptakan ruang baru kepariwisataan Kota Palopo yang bisa diandalkan sebagai salah satu destinasi wisata.
- Tertatanya lingkungan pemukiman dan perkotaan yang bersih, indah, dan sehat.
- Menciptakan sarana bagi lahirnya industri kreatif dan wirausaha baru di Kota Palopo.
Data Teknis:
- Luas lahan yang dirancang : 19,713 m2
- Menara dengan ketinggian : 99 m
- Lantai dasar hingga lantai 9 : 6,000 m2
- 2 bangunan komersial : 1,850 m2
- 5 gazebo : 460 m2
- Pekerjaan landscape : 15,000 m2
Prakiraan biaya:
- Menara : Rp60 miliar
- Bangunan komersial dan gazebo : Rp14,79 miliar
- Landscape dan site engineering : Rp12 miliar
- Total : Rp86,79 juta *
*( Sumber: Dokumen ekspose Pemkot Palopo di DPRD