Pemandangan di Rongkong, Luwu Utara. |
Warga Luwu Raya atau Sulawesi Selatan, sebetulnya tak perlu jauh-jauh ke Bali untuk melihat pemandangan yang tak kalah indahnya. Sebab di Kecamatan Rongkong Kabupaten Luwu Utara, anda akan menemui pemandangan yang eksotik serupa di Ubud Bali.
Persawahan model sengkedan layaknya di Ubud, bisa dijumpai hampir di semua desa di Rongkong, salah satunya di Desa Rinding Allo. Di kampung yang berjarak 64 kilometer dari Kota Masamba ini, mata anda akan dimanjakan dengan keelokan alamnya.
Meski berada di pelosok, tempat ini tetap bisa dijangkau menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Berada di pegunungan dengan iklim tropis yang berhawa dingin, Rinding Allo bisa disebut sebagai 'negeri' berselimut kabut, karena hampir sepanjang hari gumpalan kabut menutupi wilayah ini, yang diberi nama 'Surga di Balik Gunung.'
Dari keterangan warga desa setempat Jahir, jika perkampungan di Dusun Manganan sering disebut kampung hilang karena tak terlihat ketika diselimuti kabut.
Saat kabut menyelimuti kampung ini, jarak pandang hanya bisa mencapai sekitar lima meter. Suhu udara di dusun ini cukup dingin berkisar 19-20 derajat celcius dan berada di ketinggian 1.600 mdpl.
Di Rinding Allo, anda juga dapat menjumpai Anoa, hewan endemik Sulawesi, yang kini makin langka keberadaannya. Tercatat, berdasarkan data yang dirilis IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources), jumlahnya saat ini kurang dari 2500 ekor.
Hewan yang bernama latin Bubalus quarlesi ini sungguh susah ditemui. Anoa dikenal agresif dan sulit dijinakkan. Namun di Rinding Allo, ada dua Anoa ekor berusia 2 tahun yang sudah ditangkarkan oleh warga setempat.
Rongkong, Desa Rinding Allo dinobatkan sebagai wilayah ekowisata di Luwu Utara 'Surga Dibalik Gunung.' Pemandangan alam yang indah serta budaya dan adat istiadat warga di desa tersebut akan menjadi daya tarik bagi mereka yang mengunjunginya 'Tana Masakke' ini. (jsm)